malin kundang tak pernah
melupakan ibunya
maka ia menjadi batu
karena cuma ingatan yang
mampu mengutuk
yang lunak menjadi betapa
keras
seperti ucapan ibu
suara ibu selalu risau
resah menanyakan mengapa
ia membawa pisau dari laut
menyembelih perasaan
perasaan yang menunggunya sejak lama
sejak ia merapalkan doa
ibu hingga bosan dan meninggalkannya
dada siapa ini robek
melihatmu menjadi batu
tak dapat lagi menjawab
pertanyaan ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar