“Nak, ini apa?”
“Lingkaran.”
“Ih, pinter.”
“Kalau ini?”
“Dua lingkaran.”
“Memang pinter kamu, ya.”
“Kalau ini? Hmm, sudah, gak usah dijawab, ayah tahu kamu pinter, pasti tahu jawabannya. Kalau ini, apa, Nak?”
“Hmm, itu.... Tiga lngkaran bertumpuk-tumpuk!”
“Hmm, bisa, tetapi, lingkaran-lingkaran dengan susunan seperti ini punya nama.”
“O ya? Apa, Yah, namanya?”
“Diagram venn.”
“Apa, Yah?”
“Diagram venn.”
“Apa itu, Yah?”
“Kamu
kelas berapa ya, Nak, ayah lupa. Oh iya, kamu masih TK ya, pantes belum
tahu.... Diagram venn itu, Nak, di mana lingkaran yang satu dengan
lingkaran lainnya bersinggungan, tetapi, singgungan setiap lingaran
tidak ada yang sama, misalnya.... ini.... Coba perhatikan, perthatikan
baik-baik, ya.... Pura-puranya ini ayah, ini ibu, ini kamu, ini teman
kamu. Nah, ayah bisa bersinggungan dengan ibu, tetapi ada bagian
lingkaran ayah yang ibu tidak bisa menyentuhnya, begitu pula sebaliknya,
kemudian ada kamu, ada bagian lingkaran kamu yang bersinggungan dengan
ibu dan ayah serta ibu saja atau ayah saja, namun ada bagian dari
lingkaranmu yang ayah dan ibu tidak bisa menyentuhnya, tetapi, justru
teman kamu yang bisa menyinggungnya.”
“Kenapa begitu, Yah?”
“Karena,
akan menjadi tidak menarik kalau semuanya menjadi satu lingkaran penuh.
Tidak ada rahasia, tidak ada pertanyaan, tidak ada privasi.... ”
“Privasi apa lagi itu ya, Yah?”
“Privasi itu keleluasaan pribadi. Di mana seseorang mempunyai wilayah kebebasan.”
“Aduh, Yah, aku kok semakin bingung ya, Yah.... ”
“O ya? Waduh.... Ayah terlalu cepat, ya. Hmm kamu akan mengerti seiring waktu.”
“Waktu lagi, waktu lagi.... kenapa waktu selalu meminta kita untuk sabar sih, Yah?”
“Karena Tuhan tidak senang terburu-buru.”
“Kenapa Tuhan tidak senang terburu-buru, Yah?”
“Supaya kesabaran manusia matang.”
“Kenapa kesabaran manusia harus matang, Yah?”
“Berapa usiamu?”
“Tujuh.”
“Hmm, nanti kamu akan tahu.”
“Kenapa nanti, Yah?”
Boja, Juli 2013