Roma
yang baik,
Aku tidak bisa menjawab
pertanyaanmu tentang apakah aku bahagia, karena aku sudah tidak yakin apa
sebenarnya kebahagiaan. Yang kutahu hanya bahwa kebahagiaan bukan seperti yang
kusangka. Bukan tentang rasa dibutuhkan. Bukan juga tentang berkumpul bersama keluarga.
Ada hubungannya dengan cinta, aku masih beranggapan begitu, tetapi dengan cara
yang berbeda dengan yang kuyakini dulu, suatu cara yang tidak bisa kujelaskan.
Mungkin kita bisa memikirkannya bersama, dua wanita tua minum cha di flat
lantai bawahmu (karena kuharap kau mau menyewakannya kepadaku sekembaliku ke
sana), sementara di sekitar kita gosip beredar—tetapi ringan saja, seperti
hujan musim panas, karena itu saja yang akan kita bolehkan terjadi. Kalau aku
beruntung—dan mungkin, walau semua yang sudah terjadi, aku memang beruntung—kebahagiaan
itu letaknya dalam memikirkannya.
(Nyonya Dutta Menulis
Surat – Chitra Banerjee Divakaruni)